Pages

Popular Posts

Followers

About Me

Foto Saya
sucimoclem.blogspot.com
Lihat profil lengkapku

Blogroll

About

Pages

Blogger news

RSS

Firasat


Dalam perjalananku menuju kembali keMalang dengan Kereta Api, aku selalu menikmati keindahan panorama yang ada selama perjalananku, entah gunung, sawah, sungai, jalan raya, and so on. Tak sengaja aku melihat sekumpulan warga di desa yang kebetulan aku lewati itu sedang menggali tanah di sebuah pemakaman. Langsung saja aku ucapkan kalimat Tarji’ tanpa berfikir siapa orang yang meningggal tersebut. Tak lama kemudian, Hpku bergetar, “sister calling”. Pikirku pasti menanyakan aku telah sampaiatau belum, atau marah-marah karena aku belum sempat menyapu dan membersihkan rumah sebelum berangkat, atau ingin menghibur si Mimi (my nephew) dengan menelponku. Aku matikan telponnya kemudian aku telpon balik. Dengan suara agak gemetar, aku dengar bahwa pamanku telah meninggal, (yang sempat aku dengar dari Bibi pertamaku kemarin bahwa si Paman sakit dan beliau diam saja, hanya itu yang aku dengar). Belum ada 5 menit aku melihat orang menggali kubur, ternyata pamanku sendiri yang meninggal pada hari itu.
Meskipun hubunganku dan si Paman (suami dari Bibiku yang nomor 2) tidak dekat, tapi ia tetap keluargaku. Akupun tetap mengeluarkan air mata kesedihan dan berdoa untuknya, meskipun kesalahan yang pernah ia buat terhadap istrinya masih sangat aku ingat. Aku mengikhlaskan ia pergi, jadi aku juga harus bisa memaafkan kesalahan beliau. Aku serahkan semuanya kepada Allah Yang Maha Memberi Perhitungan, karena Allah yang lebih berhak menilai baik buruk seseorang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar